Saat
tengah malam, aku keluar dari kamarku. Pistol tangan di dalam kantung celanaku
bergerak-gerak tak nyaman selama aku berjalan, namun aku tak bisa berbuat
apa-apa tentang hal itu karena aku tak memiliki sarung pistol.
Tujuanku
adalah tempat latihan menembak.
Berlokasi
di bagian timur dari asrama nomor 1, tempat latihan menembak adalah sebuah
gedung dengan bentuk kubah yang terdiri atas 20 ruang latihan. Papan target
ditempatkan secara aneh, tepat di sekitar para penembak akan berdiri. Hal ini
terjadi karena panah sihir bisa dengan mudah mengubah arah lintasan
tembakannya, tidak seperti peluru.
[Rangking
934, Kim Hajin, dikonfirmasi.]
Sebuah
suara robot yang tak dikenal menyebut namaku sesaat setelah aku menyentuhkan
smartwatch-ku pada pintu masuk tempat latihan tembak. Sudah pasti, namaku telah
berubah dari Kim Chundong menjadi Kim Hajin. Merasa agak aneh, aku pun masuk ke
dalam.
Melewati
ruang masuk berbentuk lingkaran yang luas, ada sepuluh pintu yang dipisahkan
dengan jarak yang sama dengan satu yang lainnya. Aku menyentuhkan smartwatch-ku
pada salah satu pintu masuk itu.
[Rangking
934, Kim Hajin, dikonfirmasi.]
Pintu itu
pun terbuka.
Tempat
latihan tembak ini terlihat sederhana. Di tengah ruangan berbentuk lingkaran
seluas 130 meter kubik itu ada sebuah perancah untuk para penembak. Aku
berjalan menuju bagian tengah. Saat aku menempatkan kakiku pada perancah yang
pendek, suara sopan dari seorang robot terdengar dari langit-langit.
[Menginisialisasi
target. Pilihlah jumlah target yang Anda inginkan.]
[Anda harus
memilih paling tidak 2 target dan paling banyak 20 target.]
“Sepuluh.”
Suaraku
bergema, dan objek berwarna biru yang terlihat seperti serangga keluar dari
tanah.
Aku
melihat target-target yang mengelilingiku. Sebuah monster yang nyaris tidak
bisa digolongkan sebagai monster, serangga kecil. Target-target itu mirip
seperti kebanyakan serangga yang dikenal orang-orang, satu-satunya perbedaan
adalah bahwa mereka ternyata lebih besar dari serangga kebanyakan.
[Pilihlah
tingkat kesulitan latihan Anda.]
[Anda bisa
memilih mulai dari level 1 sampai level 9.]
Semakin
tinggi level sama artinya dengan target yang akan bergerak lebih cepat. Pada
level 9, target-target itu bahkan bisa menyerang balik. Meskipun serangannya,
paling bagus akan hanya terasa seperti sengatan, namun serangan-serangan itu
masihlah berbahaya bagi diriku yang sekarang.
“Level 4.”
Pertama-tama, aku mengatur tingkat kesulitan
pada level 4 dan kemudian mengisi peluru-peluru sihirku. Jika aku terampil
dalam menggunakan kekuatan sihir, aku harusnya bisa mengompresi kekuatan sihir
ke dalam peluru walau tanpa perlu memiliki peluru asli, namun diriku saat ini
tak mempunyai bakat semacam itu. Dan bahkan jika aku punya hal semacam itu,
menggunakan busur akan memiliki kekuatan yang lebih desktruktif dan efisien.
“Mulai.”
Pertama-tama lagi, aku memberitahu sistem untuk
mulai dan membidik pistolku pada target yang paling kiri. Serangga yang
bergerak dengan lambat itu tampaknya mulai sadar akan aura permusuhan yang
kukeluarkan karena mereka mulai bergerak lebih cepat. Serangga-serangga itu
berpencar tanpa pola yang pasti, namun aku bisa melihat lintasan tembak mereka.
Semua ini seolah-olah aku sedang melihat sebuah gambaran setelahnya, yaitu
sebuah pola yang akan mereka ambil di masa depan.
Memprediksi pergerakan mereka dalam satu
langkah, aku menarik pelatuk.
Api berwarna biru ditembakkan dari laras pistol.
Tak ada suara bising yang keluar seperti suara pistol kebanyakan yang ada di
Bumi. Mendiamkan laras pistol sebentar, peluru tadi harusnya sudah menembus
tubuh serangga yang kubidik tadi.
Aku tidak perlu mengeceknya dengan mataku
sendiri. Sesaat ketika peluru keluar, aku bergerak lagi ke target berikutnya
dan menembak. Tanganku seolah bergerak sesuai kemauannya sendiri.
Satu, dua, tiga, empat… sepuluh.
Pelatuk pistol ditarik sepuluh kali, dan
serangga-serangga yang telah tertembak tadi telah berceceran menjadi partikel
mana.
Hanya dua target yang selamat.
“Oho.”
Aku lumayan terkesan.
Hanya dengan menulis sebuah Bakat, aku aku bisa
menembak semua serangga-serangga itu kecuali dua serangga yang berada pada
posisi paling jauh.
[Latihan Anda telah terakhir. Waktu berlalu:
1.37 detik. Nilai menembak: 80/100]
Hanya dalam 1.37 detik.
“….semua ini lumayan seru.”
Adalah sebuah fakta nyata. Semakin baik kau saat
melakukan sesuatu, maka akan semakin seru sesuatu itu untuk dilakukan. Hal itu
seru karena kau hebat saat melakukannya.
Merasa seolah aku sedang berada di gang beratap,
aku sekali kali berteriak ‘mulai’.
.
.
.
Sebuah fakta nyata lagi. Betatapun sesuatu itu
menyenangkan untuk dilakukan, melakukannya sebanyak dua puluh kali akan membuat
sesuatu yang meneynangkan itu menjadi membosankan.
Saat jam 3 pagi, aku menghentikan latihan
menembakku. Setelah keluar dari ruangan menembak, aku melemaskan jemariku yang kaku
saat aku mendengar suara rusuh di ruangan sebelah.
—whush whush whush
Sebuah suara samar dari gelombang kejut. Suara
itu adalah suara anak panah yang ditembakkan di udara. Sumbernya berasal dari
ruangan di sebelah. Penasaran, aku pun mengintipnya. Aku harusnya tak bisa
melihat apapun karena pintu yang tertutup, namun anehnya aku bisa melihatnya.
Pintu
itu berubah samar dan kemudian interior di dalam ruangan menunjukkan bentuknya.
Agedan
di balik pintu menunjukkan alasan mengapa busur lebih superior dibandingkan
pistol.
“Itu
adalah Chae Nayun.”
Chae
Nayun sedang latihan target dengan wajah serius. Empat anak panah bersandar di
busurnya. Anak panah itu adalah anak panah sihir yang dilingkupi dengan
kekuatan sihir. Karena teknik kekuatan sihirnya masih lemah saat ini, dia tidak
bisa melakukan ‘tembakan membelah’, tembakan membelah adalah tembakan yang bisa
membuat satu tembakan anak panah menjadi banyak.
—Whush!
Chae
Nayun melepaskan tali busurr. Anak panahnya melesat jauh menuju 20 target sambil
meninggalkan jejak kebiruan sisa dari kekuatan sihir. Seolah anak panah itu
hidup, anak panah-anak panah itu langsung melenyapkan target-target itu.
“…Luar
biasa.”
Aku
berseru dalam kaget.
Namun,
bakat Chae Nayun sesungguhnya bukanlah untuk busur. Ada senjata yang lebih
cocok dengannya. Akan tetapi jika dia saja sudah seluar biasa itu menggunakan
busur, settingan apa-apaan sebenarnya
yang telah kubuat di novelku?
Pada
saat itu, Chae Nayun tiba-tiba menoleh. Matanya bertemu dengan mataku. Walaupun
adalah hal yang tak mungkin dia bisa melihatku dibalik dinding, sesuatu masih
terasa agak aneh.
Aku
pun menyelinap keluar dengan cepat.
.
.
.
[Latihan menembak meningkatkan kecakapan Bakat
Anda sebanyak 3%]
[Latihan menembak berulang meningkatkan kecakapan
Bakat Anda sebanyak 2.9%]
[‘Keberuntungan’ terpakai! Persepsi dan
kecepatan Anda meningkat sebanyak 0.1!]
[Latihan menembak berulang meningkatkan kecakapan
Bakat Anda sebanyak 2.8%]
…
…
Pesan-pesan di atas tertulis di layar laptop. Kecakapan
Master Penembak Jitu meningkat, dan status yang aku dapatkan dengan
keberuntungan ditambahkan sebagai bonus.
Terimakasih karena tingkatan bakatku yang
rendah, aku telah mendapatkan 50% EXP dari kecapakan. Mencapai tangka 9 kelihatannya
tidak sulit.
===
>{Master Penembak Jitu]
[Rangking menengah ke bawah] [Atribut Roh]
[Berkembang—Tingkat 10] [EXP Kecakapan 50%]
—Latihan Master Penembak Jitu
*Keakraban dalam semua jenih senjata jarak jauh
—Mata Ribuan Mil
*Bisa melihat jarak jauh dan terkadang bisa
memprediski jalan pergerakan target
—Bullet Time
*Hanya dalam pertarungan sekali dalam 24 jam,
Anda bisa menghabiskan waktu 3 detik dalam ‘Bullet Time”.
===
Semakin aku memikirkanya, Bakar ini terlihat
semakin bagus, khususnya pada bagian ‘untuk semua senjata jarak jauh’. Sekarang
ini, meningkatkan kecapakan dengan pistol lebih mudah daripada dengan busur,
namun karena busur lebih kuat, aku akan mengganti senjata dengan busur nanti.
“Namun apa-apaan dengan SP-nya?”
[Anda mendapatkan 0.2 SP!]
[Anda mendapatkan 0.2 SP!]
[Sebuah hadiah yang menguntungkan! Anda mendapatkan
bonus 1 SP.]
[Anda mendapatkan 0.2 SP!]
…
Setelah berlatih sebanyak 20 putaran, aku hanya
mendapatkan 5 SP> memilih pistol sebagai senjata utamaku membuatku
mendapatkan 64 SP, yang artinya semakin aku unjuk diri dan bersinar maka semakin
banyak SP yang kudapatkan daripada berlatih sendirian.
“Tsk.”
Walaupun aku hanya mendapatkan sedikit SP, aku masih
bisa menggunakannya.
Latihan tarung yang menakutkan adalah besok. Untuk
mendapatkan bahkan paling sedikit point, aku harus melakukan sesuatu pada
kemampuan fisikku yang sangat rendah.
Masalah yang terbesar adalah staminaku. Karena aku
melemparkan semua poinku pada status keberuntungan, aku menjadi sangat lemah,
lebih lemah dari orang-orang kebanyakan.
===
[Sneakers Latihan]
—Sneaker buatan spesial.
*Menambahkan sebanyak 0.3 point ke dalam stamina
dan kecepatan.
===
“Mungkin dengan ini…”
Cara paling mudah untuk memecahkan masalahku
adalah melalui perlengkapan.
Aku mulai mengetik di atas keyboard.
===
[Sneaker Latihan Mistis]
—Sneaker buatan spesial. Mengandung kekuatan
mistis.
*Menambahkan sebanyak 0.3 poin ke dalam stamina
dan kecepatan.
*Meningkatkan energi dan penyembuhan stamina.
===
[Anda tidak memiliki cukup SP.]
Namun kali ini, modifikasi yang kubuat langsung
dibatalkan tanpa disesuaikan lebih dulu.
Aku tak terlalu terkejut. Lagipula, aku memang
hanya punya 5 SP.
Namun, masih terlalu cepat untuk menyerah sekarang.
===
[Sneaker Latihan Mistis]
—Sneaker buatan spesial. Mengandung kekuatan
mistis.
*Menambahkan 0.3 poin ke dalam stamina dan
kecepatan.
*Saat si Pemakai mau, penyembuhan energi dan stamina
ditingkatkan selama satu jam. Setelah pemakaian, efek ini tak bisa digunakan lagi
selama 24 jam. ‘Efek’ ini akan menghilang setelah satu bulan.
===
Untuk mencukupkan SP yang kumiliki, aku
meletakkan 3 larangan. Sebuah waktu jeda dalam 24 jam, efek yang hanya berdurasi
satu jam dan efek yang akan menghilang setelah satu bulan pemakaian.
[Anda menggunakan 5 SP. Apakah Anda ingin menyimpan
perubahan?]
“Oh! Berhasil!”
Aku menekan tombol Enter dengan gembira.
Tiba-tiba, sebuah cahaya biru menyala dari
laptop. Cahaya yang menari-nari itu terserap ke dalam sneaker, dan sebuah garis
berwarna tercoreng pada sepatu sneaker berwarna putih itu.
Banjarbaru, 12 Maret 2019
Komentar